Mendekati hari perkiraan lahir, perasaan Bunda bercampur aduk antara tak sabar ingin segera memeluk buah hati, tapi juga takut dan khawatir menghadapi persalinan, apalagi jika ini adalah kehamilan yang pertama. Mengetahui cara melahirkan normal dan apa saja tahapan persalinan yang akan dilewati, seharusnya bisa mempersiapkan mental Bunda menghadapi hari yang ditunggu-tunggu ini.
Tahapan melahirkan normal
Melahirkan normal terbagi menjadi 3 tahap:
Tahapan persalinan 1: pembukaan serviks
Selama fase ini, akan sering terjadi kontraksi. Kontraksi membantu agar serviks (leher rahim) melebar supaya bayi dapat melewati jalan lahir (bukaan vagina).
Ketuban biasanya pecah sebelum bayi lahir, tetapi dalam beberapa kasus, terkadang ketuban masih tetap utuh sampai proses persalinan.
Pada umumnya, ketuban akan pecah sebelum melahirkan atau di awal persalinan. Berbeda dengan di film-film, kebanyakan bumil mengalami ketuban pecah bukan seperti balon air yang mendadak pecah, melainkan berupa cairan yang mengalir seperti mengompol.
Selama serviks membuka di tahapan pertama ini, ada kemungkinan kamu merasakan rasa sakit yang kuat diiringi tekanan pada punggung atau perut pada setiap kontraksi. Ada juga kemungkinan kamu merasakan dorongan untuk mengejan (ngeden) tetapi jangan dilakukan sampai pembukaan serviks sudah 10 cm.
Kamu dianggap sudah memasuki persalinan aktif ketika serviks sudah melebar sebesar 3 cm atau lebih. Kemudian saat serviks sudah membuka selebar 10 cm, diiringi kontraksi yang sangat kuat, menyakitkan, terjadi setiap 3 atau 4 menit, dan berlangsung dari 60 hingga 90 detik, ini waktunya lanjut ke tahap persalinan berikutnya yaitu pengeluaran bayi.
Tahap persalinan 2: pengeluaran bayi
Pada tahap ini, dokter atau bidan akan memintamu untuk mengejan alias ngeden. Bersama dengan kekuatan kontraksi, mengejan akan membantu mendorong bayi keluar lewat jalan lahir.
Ketika bayi memasuki vagina, kulit dan ototmu akan meregang. Labia dan perineum (area di antara vagina dan anus) akan meregang semaksimal mungkin. Pada saat ini, kulitmu mungkin akan terasa sangat sakit atau panas. Pada saat ini, dokter atau bidan mungkin saja memutuskan untuk melakukan episiotomi alias pengguntingan perineum, untuk memudahkan bayi keluar..
Tenang saja, kalau episiotomi harus dilakukan, ada kemungkinan kamu tidak akan merasakannya karena kulit dan otot akan mati rasa akibat sudah sangat meregang.
Saat kepala bayi keluar, kamu akan merasa sangat lega meski mungkin masih merasa sedikit sakit. Dokter atau bidan akan memintamu untuk berhenti mengejan untuk sementara, sembari mereka membersihkan mulut dan hidung bayi dari cairan dan lendir. Hal ini penting dilakukan sebelum bayi mulai bernapas dan menangis.
Biasanya, dokter atau bidan akan memutar kepala bayi seperempat putaran agar sejajar dengan tubuhnya yang masih ada di dalam tubuh bundanya. Anda kemudian akan diminta mengejan lagi untuk mengeluarkan bahunya.
Bahu atas akan keluar terlebih dahulu kemudian bahu bagian bawah. Kemudian, dengan satu dorongan terakhir dan mengejan dengan kuat, selamat! Bayimu sudah lahir!
Tahap persalinan 3: pelepasan plasenta
Setelah bayi lahir, perjuanganmu belum selesai, lho! Plasenta dan kantung ketuban yang telah melindungi si kecil selama 9 bulan masih ada di dalam rahim.
Ketuban dan plasenta ini juga harus dikeluarkan dan prosesnya bisa berlangsung singkat atau bisa juga memakan waktu beberapa jam. Dokter atau bidan mungkin akan memijat daerah abdomen di bagian bawah pusar untuk mengencangkan rahim dan mengeluarkan plasenta. Kamu mungkin harus mengejan lagi untuk mengeluarkan plasenta.
Meski cara melahirkan normal ini adalah yang standar dilakukan, setiap bumil akan mengalami proses melahirkan yang berbeda-beda. Jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap tahap persalinan juga akan berbeda. Jika ini adalah kehamilan pertamamu, proses melahirkan total biasanya berlangsung sekitar 12 atau 14 jam. Namun, proses ini biasanya lebih pendek di kehamilan-kehamilan selanjutnya.
Tanggal Ulasan: 09/06/18
Tanggal Edit Terakhir: 21/07/18