Selama hamil, kamu akan sering bertemu bidan atau dokter untuk periksa kandungan. Maka dari itu, penting untuk memilih dokter atau bidan yang kamu suka dan bisa membuatmu nyaman.
Biasanya, bumil akan periksa kandungan ke dokter atau bidan sebulan sekali selama trimester pertama dan kedua. Di trimester ketiga, frekuensinya akan lebih sering, biasanya dua minggu sekali hingga minggu ke-36, kemudian setiap minggu sampai bayi akhirnya lahir.
Namun, berapa kali jumlah kunjunganmu ke dokter juga bergantung pada kondisi medismu dan apakah kamu memiliki komplikasi atau kondisi seperti tekanan darah tinggi, yang membuatmu harus cek ke dokter lebih sering.
Kenapa bumil wajib periksa kandungan secara rutin?
Kontrol kehamilan rutin ini dilakukan untuk melihat perkembangan janin, mengecek kesehatan bumil, dan untuk menyediakan informasi yang akan membuatmu dan si kecil tetap sehat. Kamu wajib periksa kandungan sesuai jadwal meskipun kamu merasa baik-baik saja dan tidak mengalami masalah apapun.
Bidan atau dokter akan mengukur berat badanmu, tekanan darah, tes urin, mengukur perut, memeriksa posisi bayi, mendengar denyut jantung si kecil, melakukan pemeriksaan dan tes, memantau komplikasi yang dimiliki saat hamil, dan menjawab semua pertanyaan yang ingin kamu ajukan seputar kehamilan dan melahirkan.
Tes yang mungkin dilakukan saat periksa kandungan
Di setiap tahapan kehamilan, ada beberapa tes yang perlu dilakukan oleh ibu hamil untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Jika kamu mengalami gangguan atau komplikasi selama kehamilan, jenis tes yang dilakukan mungkin lebih banyak.
Tes kehamilan di trimester pertama
1. Tes urin
Urin atau air kencing akan diperiksa di setiap kunjungan ke dokter, untuk mengecek apakah ada protein di dalam urin. Protein dalam urin adalah salah satu ciri preeklampsia.
2. USG
USG dilakukan rutin setiap kontrol kehamilan. Awalnya untuk mengecek berapa minggu usia kehamilan, kapan HPL (hari perkiraan lahir), dan memastikan perkembangan serta kesehatan janin.
3. Tes nuchal translucency
Tes dengan USG ini dilakukan di kehamilan minggu ke-12 untuk mengecek kemungkinan bayi mengidap Down syndrome. Jika terdapat kemungkinan ini, perlu dilakukan tes amniosentensis atau sampel vilus korionik untuk memberi diagnosis yang sesungguhnya.
4. Tes darah
Tes darah meliputi tes golongan darah, anemia, hepatitis B, rubela, sifilis, HIV, Down syndrome, kelainan genetik, dan faktor rhesus (Rh) untuk mencari tahu apakah rhesus darahmu positif atau negatif. Jika rhesus darah ibu berbeda dengan rhesus bayi, dokter perlu segera menangani supaya kehamilan tidak terganggu.
5. Chronic Villus Sampling (CVS)
Tes genetik ini dilakukan di trimester pertama terhadap jaringan sel plasenta.
6. Amniosentesis
Test yang dilakukan pada cairan ketuban untuk mengecek apakah ada kromosom yang abnormal. Direkomendasikan bagi bumil di atas usia 35 tahun, bagi bumil dengan hasil tes nuchal translucency yang tinggi, atau jika terdapat riwayat lahir cacat dalam keluarga. Amniosentesis ini diyakini bisa meningkatkan risiko keguguran sebanyak 1%, jadi bicarakan dulu dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya.
Tes kehamilan di trimester kedua
1. Tes urin
Tes urin masih akan dilakukan di trimester kedua.
2. USG minggu ke 20
Di minggu ke-20, USG akan dilakukan untuk memastikan janin berkembang dengan normal. Tali pusar, plasenta, dan cairan ketuban juga diperiksa. Kalau kamu ingin tahu jenis kelamin bayi, dokter seharusnya sudah bisa memberitahumu di minggu ini, setelah mengintip lewat USG.
3. Tes glukosa
Tes ini dilakukan sekitar minggu ke-26 untuk memeriksa apakah bumil mengidap diabetes gestasional alias diabetes yang hanya muncul selama hamil. Kamu akan diminta menenggak minuman manis, kemudian darah akan diambil satu jam kemudian.
Jika ditemukan kadar gula tinggi, kamu akan diminta kembali untuk menjalani tes toleransi glukosa. Tes ini mengharuskanmu puasa selama delapam jam, lalu meminum minuman manis lagi, dan menjalani tiga tes darah dalam jarak satu, dua, dan tiga jam.
Tes kehamilan di trimester ketiga
1. Tes urin
Tes urin masih akan dilakukan di tahap akhir kehamilan.
2. USG
Pemeriksaan lanjutan lewat USG sangat diperlukan jika kamu mengalami komplikasi di kehamilan sebelumnya, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
USG juga dilakukan untuk memantau posisi plasenta, mengecek posisi bayi, dan melihat perkembangan tubuh bayi.
3. Streptokokus Grup B (SGB)
Antara minggu ke-35 sampai ke-37, dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan vagina dan rektum untuk mengecek bakteri, salah satunya bakteri streptokokus grup B. Bakteri ini mungkin tidak berbahaya bagi ibu hamil, tetapi dapat berbahaya bagi bayi.
Tanggal Ulasan: 26/10/18
Tanggal Edit Terakhir: 01/11/18